Thursday 14 March 2013

Bukti Keberpihakan...

Dalam selang waktu yang tidak terlalu lama kita mendengar dan membaca berita di Televisi maupun di Media Cetak tentang korban kecelakaan yang mengakibatkan kematian.

Hampir Semua pelaku dianggap salah dana harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Karena mengendarai sambil mabuk ato nge - Drug, ada yang dianggap gangguan Jiwa dll. Yang paling mencolok adalah perlakuan Aparat Kepolisian terhadap anak Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II periode 2009 - 2014. Maaf agak malu menulisnya, pelaku adalah Rasyid bin Hatta Rajasa.

Telah jelas pelaku menabrak mobil di depannya hingga ada korban yang meninggal. Tapi Pelaku tidak pernah di tahan oleh yang berwajib seperti pelaku yang lain langsung diproses.

Hari ini, 14 Maret 2013 sekitar jam makan siang, di televisi SCTV yang meliput persidangan Anak Pejabat tersebut Reporter menyampaikan mobil yang di tabrak sudah mengalami modifikasi yaitu di bagian Kursi sehingga sudah tidak Safety. Hal ini diungkapkan sepertinya ingin menyampaikan bahwa Pelaku tidak sepenuhnya bersalah tapi kecelakaan yang menyebabkan beberapa jiwa melayang tersebut ada juga kontribusi dari Mobil penumpang tersebut ato alasan itu bertujuan ingin meringankan hukuman pelaku.

Apakah perlakuan ini karena pelaku adalah anak Pejabat Tinggi? Truss Dimana rasa keadilan masyarakat jika Hukum kita sudah sangat jelas berpihak kepada siapa. Kemana lagi Kita meminta Keadilan di negara Indonesia yang Kita banggakan ini jika Hakim (Pengadil) sudah tidak mampu berbuat adil.

Peristiwa ini dapat menjadi tolok ukur bagi siapa saja yang terkait baik bagi Pelaku, Orangtua pelaku (yang nota bene Pejabat Negara), Aparat Penegak Hukum dan Kita masyarakat umum. 

Dalam hal ini Saya melihat dari kacamata masyarakat umum (kalo di sepakbola sebagai penontonnya). Penonton biasanya lebih pintar (sensitif) dari pemain. Aparat kepolosian dan Pengadilan jagan takut dengan ancaman jika memutuskan bersalah dan memberikan Hukuman yang setimpal. Dan jika Orangtua pelaku merasa ikut bertanggungjawab maka Beliau sebagai pejabat negara yang harus mendorong Penegakkan Hukum dengan cara yang benar bukan membiarkan proses Hukum berjalan melenceng dari jalur yang sebenarnya. Beliau punya kekuatan untuk itu.
Sudah selayaknya Pelaku dan keluarga Pelaku memiliki Rasa empati yang tinggi terhadap keluarga korban, bagaimana rasanya jika yang menjadi korban  tabrakan dll hingga meninggal adalah keluarga pelaku.  
(praduga : Aparat kepolisian akan sangat sigap mengungkap kesalahan pelaku dan aparat pengadilan akan memutuskan dengan hukuman yang berat dan Pihak keluarga akan meminta penegak Hukum bekerja cepat dll)

Saya jadi teringat dalam satu riwayat dikisahkan Rasulullah saw berkata "Jika Fatimah bersalah (mencuri), maka Aku sendiri yang memotong tangannya".

Sebagai seorang yang 'mengaku' beriman, Rasulullah saw adalah sebaik - baiknya tauladan dan tidak ada lagi sosok yang layak di contoh. Tapi pada kenyataanya jika contoh itu Kita anggap merugikan Diri Kita dan Keluarga Kita tidaklah serta merta kita mengikuti jejak Rasulullah saw.

                                                                      
                                                                    Bersihlah indonesia Koe.....