Monday 29 April 2013

Apakah ini harus jadi tayangan...???

Televisi sebagai media elektronik sangat berguna bagi Kita untuk mendapatkan atau menikmati program hiburan, pendidikan dan Berita. Informasi yang disajikan dalam berbagai cara tersebut akan jadi bahan yang baik bagi orang yang pandai mencari Hikmah dari apa yang dia Lihat namun informasi tersebut juga dapat menjadi Ide Buruk bagi si Penonton jika memang sedang mencari solusi dari masalah yang sedang ia hadapi.

Dizaman kebebasan pers ini kemungkinan Pengelola Media Elektronik khususnya Televisi mungkin teledor, atau tidak sadar sehingga lupa mengedit Informasi / Berita yang layak ditayangkan terutama bagi anak2. Saya ingin mengajak temen2 untuk menyikapi Program Televisi tentang Berita. Begitu banyak berita kekerasan yang di tayangkan sehingga terkesan (atau kenyataan) di Negeri tercinta ini sudah begitu rusaknya moral anak bangsa.

Berita kekerasan dari mulai tawuran, pemerkosaan, dan sampai tindakan pembunuhan yang penyebanya terkadang sangat sepele. Bisa temen2 bayangkan jika setiap hari kita  diberi berita kekerasan seperti itu apa yang muncul di benak kita. Bagi yang sehat mungkin akan kesal, kritis dan muak kenapa Negeri yang dulunya dikenal ramah tamah dan suka gotong royong jadi bangsa barbar seperti ini. Tapi yang punya 'penyakit', mungkin berita seperti itu bisa ide dan penyemangat untuk berbuat yang sama jika kesempatan itu ada.

Dari tayangan - tayangan tersebut tentulah Kita harus Kaji bersama, siapa yang bertanggung jawab secara institusi dan secara pribadi tentunya. Karena hal ini Saya yakin pasti ada sebabnya, tidak mungkin keberingasan/kebiadaban makhluk yang   manusia ini bisa terjadi tanpa sebab. 'Gak ada asap kalo ga ada api' kata pepatah.

Tanggungjawab secara Pribadi:
  1. Kita harus menyiapkan bekal kepada anak - anak kita yang cukup. Bekal Akhlaq yang mulia. Penilaian yang baik dan benar tentang kejadian sekitarnya.
  2. Dekatkan Anak2 Kita dengan ajaran Sang Khaliq Allah swt lewat figur KekasihnNya Nabi Muhammad Saw. Ingatkan setiap hari bahwa panutan yang paling pantas ditiru adalah Sosok Rasulullah saw bukan kedua orang tuanya apalagi jika Orangtuanya tidak kenal Rasulullah saw.
  3. Jangan biarkan anak2 kita terlena dengan acara TV yang tidak mendidik dan dampingi mereka bila perlu jangan jadikan Acara TV jadi menu utama anak2 sehari2. Atur waktu nya.

Tanggungjawab secara Institusi :

  1. Lembaga Pemerintah yang berwenang dalam menyensor program - program televisi yang ada harus lebih peka. Ini harus melibatkan beberapa Instansi seperti KPI, MUI, DEPAG dan DEPDIKBUD. Bapak - bapak ato Ibu - ibu yang berada di lembaga tersebut harus punya sensitivitas yang tinggi tidak melulu menunggu laporan baru bertindak. Dan paling penting harus memiliki standar Akhlaq/Moral Islam (Nilai kebenaran) yang tinggi. Karena jika bapak2 dan Ibu2 tidak memiliki Standar Nilai Akhlaq yang tinggi, tidak akan mudah untuk memberi penilaian atas sebuah program Televisi apakah layak atau tidak.
  2. Pendidikan Anak2 akan Aqidah Akhlaq harus lebih ditingkatan, tidak cukup pendidikan Agama disekolah hanya 2 jam pelajaran kalah dengan pelajaran matematika yang bisa 6-8 jam pelajaran seminggu. Kemudian pelajaran Agama bukan hanya menghapal terus ulangan tapi harus dibarengi dengan penekanan2 tentang Aqidah Akhlaq dari para Gurunya. Anak2 bisa saja menjawab pertanyaan ulangan betul semua tapi di BAB Kelakuan O besar. Jadi mereka belajar hanya sebatas mengejar Nilai semata.
  3. Pola Da'wah para Da'i yang harus lebih membumi dan mengena di Hati masyarakat. saingan para Da'i adalah mudahnya Akses masyarakat untuk mendapatkan barang2 haram (minuman keras, Narkoba,dan lain2) kemudian Akses hiburan malam yang leluasa
Menurut Hemat Saya  banyak acara Televisi yang harus di batasi bahkan di larang jika tidak memenuhi Standar Akhlaq yang sesuai ajaran Islam (mayoritas Penduduk Islam). Semakin lama kita membiarkan racun (siaran yang buruk) ini merasuki Pikiran Kita dan Jiwa Anak2 kita, berarti Kita menyiapkan diri untuk menuai hasil yang buruk dalam 10 - 20 tahun kemudian. Karena (kemungkinan) Kejadian Kemerosotan Aqidah sekarang ini adalah hasil kendornya pendidikan aqidah Akhlaq 10-20 tahun belakangan.

Temen2 untuk menjaga diri kita dan anak2 kita dari godaan untuk berbuat yang buruk marilah kita senantiasa ingat kepada Nya. Dengan selalu ingat kepada-Nya semoga Kita di Bimbing di Jalan yang Lurus. Amiin

Friday 19 April 2013

Tragedi Nasional... Ujian Akhir Nasional 2013

Gemes... gemes... gemeeeeeeeeeeeessss
:(( :(( :((

Persiapan yang sudah sedemikian rupa di lakukan oleh adik2, anak2 kita dan sodara2 kita harus tertunda hanya karena bahan ujian yang belum sampai ke sekolah masing - masing. Bahkan ternyata soalnya belum selesai di cetak (waduh). :-q :-q :-q

Sepertinya Kita (negara) ini baru melakukan Ujian Negara sekali ini, padahal sudah berulang kali kita melakukan Pelaksanaan Ujian Nasional seperti ini. Keterlambatan ini seharusnya sudah terdeteksi sejak awal, dari 3 (tiga) bulan sebelumnya Hari- H bahkan 6 (enam) bulan sebelumnya. Tapi dalam hal ini Pihak Kemendikbud baru mengetahui bahan ujian belum siap dan bersibuk ria pada saat Ujian akan dilaksanakan.

Ada beberapa hal yang terlintas,  Saya sebagai orang tua dari peserta didik, masyarakat melihat keadaan ini sangat memalukan.
  1. Kontrol Kemendiknas dan jajarannya atas persiapan Bahan Ujian tidak berjalan dengan baik, dan terkesan dapet Laporan ABS (Asal Bapak Senang). Jadi mereka terkesan tidak serius dalam mempersiapkan Naskah UAN 2013.
  2. Akibat (saya katakan) kecerobohan point 1. berdampak Psikologis bagi peserta didik yang sudah dalam Mood mengerjakan UAN harus rela menundanya, mungkin juga akan berdampak Mood-nya jauh menurun dari sebelumnya.
  3. Penyelenggaraan UAN yang tidak bersamaan ini akan sangat memungkinkan adanya kebocoran Soal2. Yang dilaksanakan bersamaan saja ada yang bocor apalagi ada beda waktu seperti ini. (tapi mudah2an tidak terjadi...)
  4. Memperhatikan Menteri Pendidikan Nasional Bapak M Nuh dalam Press Konferensnya mengatakan akan mundur jika dalam penyelidikan keterlambatan penyelesaian dan distribusi bahan UAN 2013 ditemukan adanya Indikasi Korupsi. Menurut Saya (maaf) Pak, kalo mo mundur gak usah menunggu ada Indikasi Korupsi, keterlambatan ini juga sudah cukup alasan untuk mengajukan pengunduran diri dari Menteri. Ini merupakan Preseden sangat buruk bagi dunia pendidikan kita.
  5. Pengadaan bahan UAN semua Tingkat Pendidikan jangan di jadikan ajang untuk mencari untung semata dengan mengabaikan kinerja yang baik. Percetakan yang ditunjuk adalah Percetakkan yang punya disiplin dan tanggungjawab yang tinggi bukan yang asal asalan.
Kejadian demi kejadian truss terkuak, besok kita tidak tahu kasus apalagi yang akan di dapatkan Republik ini. 
 
Untuk perhatian Kita semuanya, Pengadaan Al Quran saja berani di korupsi apalagi urusan yang mereka bilang hanya urusan Dunia belaka... 

Urusan Dunia di urus dengan baik dan benar akan berbuah kenikmatan di Akhirat Kelak.  
 
                                                     Bagi yang beriman Akhirat itu ada...

Thursday 14 March 2013

Bukti Keberpihakan...

Dalam selang waktu yang tidak terlalu lama kita mendengar dan membaca berita di Televisi maupun di Media Cetak tentang korban kecelakaan yang mengakibatkan kematian.

Hampir Semua pelaku dianggap salah dana harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Karena mengendarai sambil mabuk ato nge - Drug, ada yang dianggap gangguan Jiwa dll. Yang paling mencolok adalah perlakuan Aparat Kepolisian terhadap anak Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II periode 2009 - 2014. Maaf agak malu menulisnya, pelaku adalah Rasyid bin Hatta Rajasa.

Telah jelas pelaku menabrak mobil di depannya hingga ada korban yang meninggal. Tapi Pelaku tidak pernah di tahan oleh yang berwajib seperti pelaku yang lain langsung diproses.

Hari ini, 14 Maret 2013 sekitar jam makan siang, di televisi SCTV yang meliput persidangan Anak Pejabat tersebut Reporter menyampaikan mobil yang di tabrak sudah mengalami modifikasi yaitu di bagian Kursi sehingga sudah tidak Safety. Hal ini diungkapkan sepertinya ingin menyampaikan bahwa Pelaku tidak sepenuhnya bersalah tapi kecelakaan yang menyebabkan beberapa jiwa melayang tersebut ada juga kontribusi dari Mobil penumpang tersebut ato alasan itu bertujuan ingin meringankan hukuman pelaku.

Apakah perlakuan ini karena pelaku adalah anak Pejabat Tinggi? Truss Dimana rasa keadilan masyarakat jika Hukum kita sudah sangat jelas berpihak kepada siapa. Kemana lagi Kita meminta Keadilan di negara Indonesia yang Kita banggakan ini jika Hakim (Pengadil) sudah tidak mampu berbuat adil.

Peristiwa ini dapat menjadi tolok ukur bagi siapa saja yang terkait baik bagi Pelaku, Orangtua pelaku (yang nota bene Pejabat Negara), Aparat Penegak Hukum dan Kita masyarakat umum. 

Dalam hal ini Saya melihat dari kacamata masyarakat umum (kalo di sepakbola sebagai penontonnya). Penonton biasanya lebih pintar (sensitif) dari pemain. Aparat kepolosian dan Pengadilan jagan takut dengan ancaman jika memutuskan bersalah dan memberikan Hukuman yang setimpal. Dan jika Orangtua pelaku merasa ikut bertanggungjawab maka Beliau sebagai pejabat negara yang harus mendorong Penegakkan Hukum dengan cara yang benar bukan membiarkan proses Hukum berjalan melenceng dari jalur yang sebenarnya. Beliau punya kekuatan untuk itu.
Sudah selayaknya Pelaku dan keluarga Pelaku memiliki Rasa empati yang tinggi terhadap keluarga korban, bagaimana rasanya jika yang menjadi korban  tabrakan dll hingga meninggal adalah keluarga pelaku.  
(praduga : Aparat kepolisian akan sangat sigap mengungkap kesalahan pelaku dan aparat pengadilan akan memutuskan dengan hukuman yang berat dan Pihak keluarga akan meminta penegak Hukum bekerja cepat dll)

Saya jadi teringat dalam satu riwayat dikisahkan Rasulullah saw berkata "Jika Fatimah bersalah (mencuri), maka Aku sendiri yang memotong tangannya".

Sebagai seorang yang 'mengaku' beriman, Rasulullah saw adalah sebaik - baiknya tauladan dan tidak ada lagi sosok yang layak di contoh. Tapi pada kenyataanya jika contoh itu Kita anggap merugikan Diri Kita dan Keluarga Kita tidaklah serta merta kita mengikuti jejak Rasulullah saw.

                                                                      
                                                                    Bersihlah indonesia Koe.....

Friday 11 January 2013

Bahan Ajar, Apakah ini pantas untuk anak Kita? bag. 3

Kembali Kami menemukan Bahan Ajar yang Kami nilai tidak pantas bagi anak kelas 5 SD (anak Kami kelas 5 SD). Bahan ajar tersebut untuk mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, BAB 7 Budaya Hidup Sehat

Lembar Kerja Siswa (Gemilang ) ini terbitan Cipta Pustaka yang sudah tertera dikanan atas buku KTSP (Kurikulum Terpadu Satuan Pendidikan). Artinya LKS ini di cetak berdasarkan Kurikulum yang sudah di Sahkan oleh Pemerintah.

Di BAB 7 LKS ini di sampaikan tentang merokok dan minuman keras. Kita semua tahu bahwa Merokok dan Minum minuman Keras tidak baik untuk kesehatan dan Haram bagi yang beragama Islam tapi kenapa bahan ajar ini malah lolos menjadi bahan pelajaran yang harus di baca oleh anak - anak SD. Dalam pelajaran Budaya Hidup Sehat ini dituliskan Bahaya merokok dan Bahaya Minuman Keras, yang membuat bahasan ini jadi 'berbahaya' bagi persepsi anak2 SD menurut Saya adalah dimuatkan juga 'Keuntungan' merokok dan Minum Minuman Keras. Di Tulisan Saya sebelumnya ke khawatiran ini juga saya sampaikan bahwa akan terbangun persepsi yang dapat merusak anak - anak kita. Dan itu terjadi......
 
Beberapa hari yang lalu anak Saya (laki2) sempet bertanya (lebih tepatnya menyatakan) kepada mamanya (ternyata dia sudah baca LKS BAB 7 ini).  Dia menyatakan seperti ini :' Berarti merokok dan Minum minuan Keras itu ga apa apa donk mah'. Saya mendengar langsung pernyataan itu karena Saya berada di dekat mereka. Dalam Hati Saya mengatakan bahwa Tulisan itu dapat merubah persepsi orang apalagi anak2 yang tidak punya dasar keimanan yang kuat ke dalam persepsi yang menyesatkan. Dari Dialog anak Saya dengan mamanya itu Dia menanyakan mana/apa dasar Hadits dan Alquran yang menyatakan merokok dan minuman keras di larang. 

Alhamdulillah  Kami masih di beri kekuatan oleh Allah swt untuk mengetahui Dasar2 pelarangan itu dan Kami tunjukan kepada anak Kami tersebut. Terlepas dari Dia sudah mengetahui dasar pelarangan (Hadits dan Al quran) tapi tetap saja sudah terbangun persepsi bahwa merokok dan  minuman keras itu menguntungkan. 

Dari beberapa temuan ini Kami berpikir ini bukanlah sebuah keteledoran pengawasan tapi jelas ini adalah kesengajaan yang terkonsep dengan rapi, sistematis. Kalau di dunia Politik sering kita mendengar ada Aktor Politik nya, Saya juga berpendapat bahwa hal ini juga ada Aktor di belakang ini semua.

Saya sangat berharap Allah swt (karena berharap bukan kpd Makhluk) menggerakan Hati para pemimpin kita, para ulama kita dan para Pengajar dan Para pihak yang berwenang akan hal ini untuk introspeksi apakah niatan untuk membangun moral Masyarakat Indonesia menjadi kearah Akhlaqul Karimah masih ada dalam benak Bapak dan Ibu sekalian.

Jika memang niatan baik itu sudah hilang dari diri2  Bapak dan Ibu sekalian, marilah Kita tunggu dan persaksikan 'Burung2 Ababil' datang untuk menghancurkan pasukan gajah atau 'Air bah' menghantam karena Hujan Terus tanpa henti. Jika masih ada niat baik marilah bersama Kita menjadi insan yang peka lingkungan dalam segala hal. 
Kami orangtua berusaha mati - matian untuk mendidik putra - putri Kami agar menjadi Insan yang Sholih Sholihah dan Kami tidak rela putra - putri kami hancur moralnya setelah belajar di sekolah.

Apakah Sekolah sudah tidak dapat menjadi Lembaga Pendidikan yang baik lagi? 

Terima Kasih, mudah2an tulisan ini dapat menjadi masukkan bagi Kita semua dan di sebar luaskan bagi siapa saja yang ingin membangun Moral bangsa ini menjadi lebih baik.