Televisi sebagai media elektronik sangat berguna bagi Kita untuk mendapatkan atau menikmati program hiburan, pendidikan dan Berita. Informasi yang disajikan dalam berbagai cara tersebut akan jadi bahan yang baik bagi orang yang pandai mencari Hikmah dari apa yang dia Lihat namun informasi tersebut juga dapat menjadi Ide Buruk bagi si Penonton jika memang sedang mencari solusi dari masalah yang sedang ia hadapi.
Dizaman kebebasan pers ini kemungkinan Pengelola Media Elektronik khususnya Televisi mungkin teledor, atau tidak sadar sehingga lupa mengedit Informasi / Berita yang layak ditayangkan terutama bagi anak2. Saya ingin mengajak temen2 untuk menyikapi Program Televisi tentang Berita. Begitu banyak berita kekerasan yang di tayangkan sehingga terkesan (atau kenyataan) di Negeri tercinta ini sudah begitu rusaknya moral anak bangsa.
Berita kekerasan dari mulai tawuran, pemerkosaan, dan sampai tindakan pembunuhan yang penyebanya terkadang sangat sepele. Bisa temen2 bayangkan jika setiap hari kita diberi berita kekerasan seperti itu apa yang muncul di benak kita. Bagi yang sehat mungkin akan kesal, kritis dan muak kenapa Negeri yang dulunya dikenal ramah tamah dan suka gotong royong jadi bangsa barbar seperti ini. Tapi yang punya 'penyakit', mungkin berita seperti itu bisa ide dan penyemangat untuk berbuat yang sama jika kesempatan itu ada.
Dari tayangan - tayangan tersebut tentulah Kita harus Kaji bersama, siapa yang bertanggung jawab secara institusi dan secara pribadi tentunya. Karena hal ini Saya yakin pasti ada sebabnya, tidak mungkin keberingasan/kebiadaban makhluk yang manusia ini bisa terjadi tanpa sebab. 'Gak ada asap kalo ga ada api' kata pepatah.
Tanggungjawab secara Institusi :
Temen2 untuk menjaga diri kita dan anak2 kita dari godaan untuk berbuat yang buruk marilah kita senantiasa ingat kepada Nya. Dengan selalu ingat kepada-Nya semoga Kita di Bimbing di Jalan yang Lurus. Amiin
Berita kekerasan dari mulai tawuran, pemerkosaan, dan sampai tindakan pembunuhan yang penyebanya terkadang sangat sepele. Bisa temen2 bayangkan jika setiap hari kita diberi berita kekerasan seperti itu apa yang muncul di benak kita. Bagi yang sehat mungkin akan kesal, kritis dan muak kenapa Negeri yang dulunya dikenal ramah tamah dan suka gotong royong jadi bangsa barbar seperti ini. Tapi yang punya 'penyakit', mungkin berita seperti itu bisa ide dan penyemangat untuk berbuat yang sama jika kesempatan itu ada.
Dari tayangan - tayangan tersebut tentulah Kita harus Kaji bersama, siapa yang bertanggung jawab secara institusi dan secara pribadi tentunya. Karena hal ini Saya yakin pasti ada sebabnya, tidak mungkin keberingasan/kebiadaban makhluk yang manusia ini bisa terjadi tanpa sebab. 'Gak ada asap kalo ga ada api' kata pepatah.
Tanggungjawab secara Pribadi:
- Kita harus menyiapkan bekal kepada anak - anak kita yang cukup. Bekal Akhlaq yang mulia. Penilaian yang baik dan benar tentang kejadian sekitarnya.
- Dekatkan Anak2 Kita dengan ajaran Sang Khaliq Allah swt lewat figur KekasihnNya Nabi Muhammad Saw. Ingatkan setiap hari bahwa panutan yang paling pantas ditiru adalah Sosok Rasulullah saw bukan kedua orang tuanya apalagi jika Orangtuanya tidak kenal Rasulullah saw.
- Jangan biarkan anak2 kita terlena dengan acara TV yang tidak mendidik dan dampingi mereka bila perlu jangan jadikan Acara TV jadi menu utama anak2 sehari2. Atur waktu nya.
Tanggungjawab secara Institusi :
- Lembaga Pemerintah yang berwenang dalam menyensor program - program televisi yang ada harus lebih peka. Ini harus melibatkan beberapa Instansi seperti KPI, MUI, DEPAG dan DEPDIKBUD. Bapak - bapak ato Ibu - ibu yang berada di lembaga tersebut harus punya sensitivitas yang tinggi tidak melulu menunggu laporan baru bertindak. Dan paling penting harus memiliki standar Akhlaq/Moral Islam (Nilai kebenaran) yang tinggi. Karena jika bapak2 dan Ibu2 tidak memiliki Standar Nilai Akhlaq yang tinggi, tidak akan mudah untuk memberi penilaian atas sebuah program Televisi apakah layak atau tidak.
- Pendidikan Anak2 akan Aqidah Akhlaq harus lebih ditingkatan, tidak cukup pendidikan Agama disekolah hanya 2 jam pelajaran kalah dengan pelajaran matematika yang bisa 6-8 jam pelajaran seminggu. Kemudian pelajaran Agama bukan hanya menghapal terus ulangan tapi harus dibarengi dengan penekanan2 tentang Aqidah Akhlaq dari para Gurunya. Anak2 bisa saja menjawab pertanyaan ulangan betul semua tapi di BAB Kelakuan O besar. Jadi mereka belajar hanya sebatas mengejar Nilai semata.
- Pola Da'wah para Da'i yang harus lebih membumi dan mengena di Hati masyarakat. saingan para Da'i adalah mudahnya Akses masyarakat untuk mendapatkan barang2 haram (minuman keras, Narkoba,dan lain2) kemudian Akses hiburan malam yang leluasa
Temen2 untuk menjaga diri kita dan anak2 kita dari godaan untuk berbuat yang buruk marilah kita senantiasa ingat kepada Nya. Dengan selalu ingat kepada-Nya semoga Kita di Bimbing di Jalan yang Lurus. Amiin